Pertentangan sosial dan integrasi masyarakat
1. Perbedaan kepentingan
Kepentingan
merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu dan sifatnya esensial bagi
kelangsungan hidup individu itu sendiri. Sehingga kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh individu di dalam manifestasi pemenuhan dari kepentingan
tersebut.Secara psikologis ada 2 jenis kepentingan dalan diri individu yaitu
kepentingan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis.
Individu satu berbeda dengan individu yang lainya.
Berikut ini
merupakan faktor perbedaan tersebut:
a.
Faktor Bawaan
b.
Faktor Lingkungan Sosial
Kedua
faktor diatas merupakan suatu contoh faktor yang dapat menimbulkan suatu
perbedaan. Perbedaan disini dibedakan atas faktor bawaan yaitu suatu faktor
yang memang timbul berdasarkan faktor perasaan ataupun bawaan seorang individu
dalam menyelesaikan masalahnya. Faktor yang lainnya adalah faktor lingkungan
sosial yang merupakan suatu faktor yang terjadi sangat dekat dengan lingkungan
sekitar kita. Sebagaimana kita tahu, lingkungan merupakan suatu tempat
pendidikan yang paling dekat dengan diri setiap individu yang dapat menentukan
baik tidaknya seorang individu di dalam lingkungan sosialnya.
2.
Deskriminasi dan Ethosentris
diskriminasi menunjukkan pada aspek-aspek
tindakan.
Menurut Gordon Allproc (1958) ada 5 pendekatan
dalam menentukan sebab terjadinya prasangka.
a) Pendekatan Historis
Didasarkan
atas teori Pertentangan Kelas yaitu menyalahkan kelas rendah yang imperior,
dimana mereka yang tergolong dalam kelas atas mempunyai alasan untuk
berprasangka terhadap kelas rendah.
b) Pendekatan Sosio Kultural dan Situasional
Meliputi
mobilitas sosial, konflik antar kelompok, stigma perkantoran dan sosialisasi.
c) Pendekatan Kepribadian
Teori ini
menekankan kepada faktor kepriadian sebagai penyebab prasangka (Teori Frustasi
Agresi).
d) Pendekatan Fenomenologis
Ditekankan
bagaimana individu memandang/mempersepsikan lingkungannya, sehingga persepsilah
yang menyebabkan prasangka.
e) Pendekatan Naive
Menyatakan
bahwa prasangka lebih menyoroti objek prasangka dan tidak menyoroti individu
yang berprasangka.
Etnosentrisme merupakan sikap untuk menilai
unsur-unsur kebudayaan orang lain dengan menggunakan ukuran-ukuran kebudayaan
sendiri. Dan diajarkan kepada anggota kelompok secara sadar atau tidak,
bersama-sama dengan nilai kebudayaan.
3.
Pertentangan dan ketegangan dalam masyarakat.
Konflik
(Pertentangan) cenderung menimbulkan respon-respon yang bernada ketakutan atau
kebencian. Konflik dapat memberikan akibat yang merusak terhadap diri
seseorang, anggota kelompok. Konflik dapat mengakibatkan kekuatan yang
konstruktif dalam hubungan kelompok.
Ada 3 elemen
dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi konflik:
1.
Terdapat 2 atau lebih unit-unit atau bagian-bagian yang terlibat konflik.
2.
Unit tersebut mempunyai perbedaan yang tajam (kebutuhan, tujuan, masalah,
nilai,
sikap dan gagasan).
3.
Terdapat interaksi diantara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan
tersebut.Terjadinya konflik bisa pada didalam diri seseorang, didalam kelompok
dan didalam masyarakat.
Cara-cara
pemecahan konflik :
1. Elimination
Yaitu
pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam konflik,
diungkapkandengan “kami mengalah”, “kami keluar”, “kami membentuk kelompok
sendiri”.
2. Subjugation/Domination
Yaitu
orang/pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang/pihak lain
untuk mentaatinya.
3. Majority Rule
Yaitu
suara terbanyak yang ditentukan dengan voting, akan menentukan keputusan, tanpa
mempertimbangkan argumentasi.
4. Minority Consent
Yaitu
kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak merasa
dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakat untuk melakukan kegiatan
bersama.
5. Compromise
Yaitu
semua sub kelompok yang terlibat di dalam konflik berusaha mencari dan
mendapatkan jalan tengah.
6. Integration
Yaitu
pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah
kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua
pihak.
4.
Golongan yang berbeda dan Integrasi Sosial
Integrasi
berasal dari bahasa inggris “integration”
yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi masyarakat dimaknai
sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam
kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang
memilki keserasian fungsi. Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu
keadaan di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas
terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan
kebudayaan mereka masing-masing.
Suatu
integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi
berbagai tantangan, baik merupakan tantangan fisik maupun konflik yang terjadi
secara sosial budaya.
Bentuk
Integrasi sosial
Asimilasi
yaitu pembauran kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan
asli.
Alkulturasi
yaitu penerimaan sebagian unsur-unsur asing tanpa menghilangkan kebudayaan
asli.
Faktor-Faktor
terjadinya masalah sosial
1.
Faktor
Internal: Faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri, karena
biasanya timbul dari suatu perasaan yang dialami oleh seorang individu itu
sendiri.
•
Kesadaran diri sebagai makhluk sosial
•
Tuntutan kebutuhan
•
Jiwa dan semangat gotong royong
2.
Faktor
External: Faktor yang berasal dari luar diri individu itu sendiri, karena
biasanya timbul dari suatu masalah yang dialami oleh seorang individu itu
sendiri di dalam lingkungan sosialnya.
•
Tuntutan perkembangan zaman
•
Persamaan kebudayaan
•Terbukanya
kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama
•
Persaman visi, misi, dan tujuan
•
Sikap toleransi
•
Adanya kosensus nilai
•
Adanya tantangan dari luar
Syarat Berhasilnya Integrasi Sosial
1. Untuk meningkatkan Integrasi Sosial,
Maka pada diri masing-masing harus mengendalikan perbedaan/konflik yang ada pada
suatu kekuatan bangsa dan bukan sebaliknya.
2. Tiap warga masyarakat merasa saling
dapat mengisi kebutuhan antara satu dengan yang lainnya.
5.
Integrasi Nasional
Integrasi
Nasional adalah penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi
suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat-masyarakat kecil
yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa. Selain itu dapat pula diartikan
bahwa integrasi bangsa merupakan kemampuan pemerintah yang semakin meningkat
untuk menerapkan kekuasaannya di seluruh wilayah (Mahfud MD, 1993: 71).
Integrasi tidak sama dengan pembauran atau
asimilasi.
Integrasi diartikan integrasi kebudayaan,
integrasi sosial, dan pluralisme sosial.
Pembauran dapat berarti asimilasi dan
amalganasi.
Integrasi kebudayaan berarti penyesuaian
antar dua atau lebih kebudayaan mengenai berapa unsur kebudayaan (cultural
traits) mereka, yang berbeda atau bertentangan, agar dapat dibentuk menjadi
suatu sistem kebudayaan yang selaras (harmonis).
Melalui difusi (penyebaran), di mana-mana
unsur kebudayaan baru diserap ke dalam suatu kebudayaan yang berada dalam
keadaan konflik dengan unsur kebudayaan tradisional tertentu.
0 komentar:
Posting Komentar